Kisah kemalangan yang dialami salah satu nasabah kartu kredit Citibank itu terasa sangat pahit dan memilukan. Toh demikian, banyak juga nasabah kartu kredit lain yang terpaksa berhadapan dengan cerita kelam tentang teror debt collector kartu kredit.
Kartu kredit barangkali memang telah menjelma menjadi semacam ikon dalam kehidupan finansial modern. Namun dibalik bentuknya yang ramping dan keren itu, ia juga menyimpan sejumlah jebakan yang taringnya bisa sewaktu-waktu menggoreskan kemalangan yang tak tertanggungkan bagi para penggunanya yang tidak bijak.
Pada akhirnya kita semua mungkin harus sadar bahwa kartu kredit sejatinya adalah sejenis lintah darat modern. Dengan bunga pinjaman per tahun yang acap mencapai 42 % (this is crazy!!), dan menganut jebakan bunga berbunga, kartu kredit mungkin lebih pantas disebut sebagai sang rentenir berjubah sinterklas.
Toh demikian, banyak orang yang terpeleset, terkaing-kaing dalam cengkramannya. Lantaran dihadapkan pada biaya hidup yang makin melambung, sementara penghasilan dan gaji segitu-gitu saja, maka banyak orang yang dengan ceroboh menggunakan kartu kredit sebagai pelariannya.
Demikianlah, kartu kredit lantas menjelma menjadi sebuah ilusi : nasabah yang kehabisan gaji lalu terus asyik menggunakan kartu kreditnya, gesek sana – gesek sini, membayangkan suatu saat tunggakan itu pasti akan terbayar.
Kartu kredit menjadi sebuah ilusi lantaran dengannya kita merasa seolah-olah masih memiliki banyak uang untuk memenuhi biaya hidup. Tapi ilusi tetaplah sebuah ilusi : pada saatnya ketika tagihan tunggakan telah jatuh tempo, kita tertegun melihat besarnya hutang kartu kredit yang harus dibayarkan.
Dan sejenak kemudian dering telpon mulai meneror : “hallo, apakah sodara tidak tahu malu telah nunggak hutang lebih dari tiga bulan?”. Suara sang debt collector itu terdengar begitu menggelegar.
Tidak sodara-sodaraku. Jangan pernah biarkan sodara semua pernah mengalami teror yang memilukan semacam itu. Jangan pernah biarkan kita bangkrut gara-gara jebakan kartu kredit.
Jadi apa yang kudu dilakoni agar kita bisa terus menghindar dari jebakan lintah darat modern yang begitu memabukkan itu? Ada tiga kiat ampuh yang akan coba kita bahas disini.
Yang pertama tentu saja adalah ini : jangan pernah, dan jangan pernah melakukan pengeluaran diatas pemasukan. Kalau gaji Anda 5 juta, ya berjuang sekuat tenaga agar pengeluaran selalu dibawahnya, misal 4 jutaan. Begitu pengeluaran melampaui 5 juta, maka disaat itulah kita menjadi mangsa empuk dari jebakan kartu kredit.
Berhemat dan menjalani kehidupan yang bersahaja adalah kunci agar biaya hidup kita bisa terkendali. Gaya hidup konsumtif, yang serba hedonis (HP harus selalu seri terbaru; dugem setiap dua hari sekali) akan membuat kita tidak bisa menjaga kondisi keuangan kita dengan sehat. So, sekali lagi, hiduplah dengan hemat dan bersahaja. Sebab hidup bersahaja itu indah.
Kiat kedua, kalau hematnya sudah tingkat esktrem, dan biaya hidup tetap tidak cukup ya tak ada cara lain : segera cari sumber pendapatan baru. Kalau Anda merasa gaji tidak naik-naik, ya segera lakukan aksi untuk menambah penghasilan baru. Berdayakan istri atau pasangan Anda untuk memulai usaha/bisnis sampingan. Cari akal dan ide untuk memulai kegiatan usaha yang produktif dan bisa menambah penghasilan.
Kiat terakhir mungkin yang paling penting. Kalaulah kita ingin terus mendapatkan rezeki yang berkecupukan, dan penghasilan besar yang barokah maka lakukan ini : terus-lah bersodaqoh dengan penuh keikhlasan.
Sodaqoh tidak hanya dalam bentuk harta. Sodaqoh ilmu. Sodaqoh senyum (senyum sapa kepada pak satpam, kepada office boy, kepada teman). Sodaqoh amal baik yang penuh kemuliaan (menjadi guru ngaji sukarela, ikut membersihkan got di kompleks, menjadi bapak asuh bagi anak yatim, membantu mendorong mobil mogok orang lain, dan seterusnya, dan seterusnya).
Sebab, sodaqoh yang akan menjadi kunci bagi kita untuk membuka pintu rezeki dari tujuh penjuru angin.
Hidup hemat dan bersahaja. Berikhtiar untuk mencari sumber rezeki baru. Bersodakoh dengan penuh keikhlasan. Inilah tiga pilar yang akan membuat kita bisa terhindar dari jebakan utang yang memilukan. Inilah tiga pilar yang insya Allah akan membuat hidup kita dilimpahi keberkahan yang terus mengalir.